Allah ta’ala berfirman,
وَالْعَصْرِ (1) إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ (2) إِلَّا الَّذِينَ آَمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ (3)
”Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal sholih dan saling menasihati supaya mentaati kebenaran dan saling menasihati supaya menetapi kesabaran” (QS. Al ‘Ashr 1- 3).
Demi waktu asar
demi waktu dzuhur
Demi waktu magrib
demi waktu isya
demi waktu subuh
Kita semua , semua manusia menuju dalam kerugian yang benar-benar besar. Rugi Besar sekali KECUALI
1.Beriman
Apa itu IMAN apa definisi iman menurut Allah swt
Bagaimana Iman itu ?
Banyak orang mengaku beriman tapi tidak tahu definisi iman ? tidak tahu syarat-syarat orang diagap beriman ?
Apakah sama seorang yang mengaku dokter ? tidak tahu definisi dokter , tidak tau syarat-syarat dokter, tidak tahu kewajiban aktivitas dokter ? dengan orang yang memang dokter sungguhan
Apakah pengakuan kalau kita dokter itu diakui oleh masyarakat misalnya ? tidak kan
Ngaku saja tidaklah cukup
Hati- hati jangan sampai kita ngaku beriman ? tapi menurut Allah kita belum beriman
Jadi Iman itu apa ?
Pengertian Iman Dalam Agama Islam - Iman (bahasa Arab:الإيمان) secara etimologis berarti percaya'. Perkataan iman (إيمان) diambil dari kata kerja 'aamana' (أمن) -- yukminu' (يؤمن) yang berarti 'percaya' atau 'membenarkan'.
Iman secara bahasa berarti tashdiq (membenarkan). Sedangkan secara istilah syar’i, iman adalah "Keyakinan dalam hati, Perkataan di lisan, amalan dengan anggota badan, bertambah dengan melakukan ketaatan dan berkurang dengan maksiat".
Para ulama salaf menjadikan amal termasuk unsur keimanan. Oleh sebab itu iman bisa bertambah dan berkurang, sebagaimana amal juga bertambah dan berkurang".
Dengan demikian definisi iman memiliki 5 karakter: keyakinan hati, perkataan lisan, dan amal perbuatan, bisa bertambah dan bisa berkurang.
IMAN bukan sekedar pengakuan lisan saja
tapi antara hati , perkataan, dan perbuatan selaras
Iman bukan sekedar yakin dan percaya saja
Kalau cuma pengakuan bahwa Allah itu adalah Tuhan sang pencipta, pemelihara , pengatur langit dan bumi ? orang musyrik mekah zaman dulu juga mengakui adanya Allah , tapi besamaan dengan pengakuan itu orang -orang musyrik tidak mau tunduk pada perintah Allah untuk meninggalkan berhala-berhala sesembahan mereka yaitu lata, mana, uza, dan hubal.
Mereka mengakui adanya Allah tapi bersama dengan itu menduakan Allah dan ingkar tidak mau taat pada perintah Allah
IBLIS juga begitu Iblis yakin Allah itu ada, Iblis bahkan berdoa pada Allah untuk bisa mengoda manusia dan diberi waktu sampai kiamat
Kenapa iblis ngak bisa disebut beriman karena IBLIS tidak patuh dan taat pada Allah swt
Iblis diperintah untuk sujud kepada Adam AS , malah iblis SOMBONG (mengikari kebenaran dan meremehkan orang lain)
IMAN itu amalah hati dan pondasi yang dengannyalah semua perbuatan kita akan terikat dengannya.
Orang Beriman bukan hanya mengakui secara hati tapi konsekuensi IMAN adalah sikap taat , tunduk, dan patuh pada Allah swt Allah maha besar dan perkasa
Makna syahadat itu bukan sekedar pengakuan Allah itu ada tapi ketundukan pada Allah saja yang diibadahi , disembah, dan diabdi dan mengingkari segala bentuk pengabdian, ketaatan, kecintaan , takut , dan beribadatan kepada selain Allah
Hanya Allah satu-satunya yang diibadahi
Hanya Allah satu-satunya yang disembah
Hanya Allah satu-satu nya Penguasa langit dan bumi
Hanya Allah yang diabdi dan ditaati perintahnya
Hanya Allah yang paling dicintai
Hanya Allah satu-satunya pencipta, pengatur, pemelihara langit dan bumi
Dan hanya Allah yang maha besar, maha perkasa, maha bijaksana, maha pengampun, maha keras siksaannya, maha suci Allah
Kalau orang arab musyrik mekah zaman dahalu ditanya siapa RAB mu merka menjawab Allah
siapa yang memberi rizki kamu, siapa pecipta alam semesta, siap pengatur dan pemelihara Alam semesta jawabnya Allah
TAPI kalau ditanya siapa ILLAH mu siapa yang kamu sembah, abdi, dan taati mereka jawab LATA,MANA , UJA, HUBAL sesembahan mereka
orang arab msyrik mekah tahu Tuhannya Allah , mengakui tapi tidak mau taat dan patuh pada Allah, menduakan Allah
makanya ISLAM DATANG dengan kata Lailahaillah Muhammadurasulullah
bukan LaRABILALLAH
Tujuan manusia diciptakan adalah untuk jadi ABDULLAH = hamba Allah abdi Allah yang taat pada Allah , hanya untuk mengabdi pada Allah saja bukan pada makhluk, sistem buatan manusia, organisasi, syaitan, atau sesembahan yang lain
2. Beramal sholeh
Syarat diterimanya amal sholeh adalah harus BERIMAN , tanpa iman semua amal kita sia-sia, mau sedekah ratusan milyar, mau beramal sehebat mungkin kalau ngak beriman amalnya tertolak sia-sia
Syarat kedua diterimanya amal atau amal bisa dianggap amal sholeh adalah IKLAS
Ikhlas, yakni amalan yang dilakukan itu semata-mata hanya untuk mengharapkan ridha Allah subhanahu wata’ala, bukan karena terpaksa atau karena mengharapkan pujian orang lain, ataupun dalam rangka untuk mencari jabatan, kekayaan, popularitas dan semisalnya dari perkara-perkara duniawi.
Syarat KETIGA haruslah amalan itu sesuai dengan tuntunan/ajaran Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam. Beliau shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
harusnya harus menstandarkan seluruh perbuatannya kepada ahkamul komsah (hukum yang lima) WAJIB, SUNNAH, MUBAH, MAKRUH, HARAM
SEORANG mukmin sejati harus tahu standar setiap perbuatannya
mau makan ingat hukum yang lima (ingat Allah) , mau tidur , mau belajar, mau bekerja , semua amal sholeh harus tahu standar hukumnya apakah ini wajib, sunnah , mubah , makruh haram
apakah ada tuntunan dari Rasul atau tidak , setiap amal bisa jadi amal sholeh atau bisa jadi amal salah kalau tidak didasarkan pada standar syarat amal sholeh
Maksimalkan di wajib dan sunnah dan sebisa mungkin sedikitkan yang mubah dan makruh dan TINGGALKAN yang HARAM
dari bangun tidur sampai tidur lagi semua ada aturannya , bahkan sampai semua level muamalah sampai ke level negarapun ada aturannya
Aturan ini bersumber dari Allah sang MAHA ALIM (mengetahui) dan Maha perkasa, bijaksana , dan Maha pengatur , pemilik Alam semesta
Harusnya kalau ngaku mikmin sejati harus mau tunduk pada aturan-aturan yang sudah Allah tetapkan bukan malah aturan buatan manusia yang penuh kepentingan dan hawa nafsu.
3.saling menasihati supaya mentaati kebenaran dan saling menasihati supaya menetapi kesabaran”.
UNTUK yang ketiga ini akan kita bahas khsus di artikel selanjutnya
bersambung......................
karena dakwah bukan hanya TUGASnya pak Kyai
Ini adalah definisi menurut Imam Malik, Imam Syafi’i, Imam Ahmad, Al Auza’i, Ishaq bin Rahawaih, madzhab Zhahiriyah dan segenap ulama selainnya.
Dengan demikian definisi iman memiliki 5 karakter: keyakinan hati, perkataan lisan, dan amal perbuatan, bisa bertambah dan bisa berkurang.
IMAN bukan sekedar pengakuan lisan saja
tapi antara hati , perkataan, dan perbuatan selaras
Iman bukan sekedar yakin dan percaya saja
Kalau cuma pengakuan bahwa Allah itu adalah Tuhan sang pencipta, pemelihara , pengatur langit dan bumi ? orang musyrik mekah zaman dulu juga mengakui adanya Allah , tapi besamaan dengan pengakuan itu orang -orang musyrik tidak mau tunduk pada perintah Allah untuk meninggalkan berhala-berhala sesembahan mereka yaitu lata, mana, uza, dan hubal.
Mereka mengakui adanya Allah tapi bersama dengan itu menduakan Allah dan ingkar tidak mau taat pada perintah Allah
IBLIS juga begitu Iblis yakin Allah itu ada, Iblis bahkan berdoa pada Allah untuk bisa mengoda manusia dan diberi waktu sampai kiamat
Kenapa iblis ngak bisa disebut beriman karena IBLIS tidak patuh dan taat pada Allah swt
Iblis diperintah untuk sujud kepada Adam AS , malah iblis SOMBONG (mengikari kebenaran dan meremehkan orang lain)
IMAN itu amalah hati dan pondasi yang dengannyalah semua perbuatan kita akan terikat dengannya.
Orang Beriman bukan hanya mengakui secara hati tapi konsekuensi IMAN adalah sikap taat , tunduk, dan patuh pada Allah swt Allah maha besar dan perkasa
Makna syahadat itu bukan sekedar pengakuan Allah itu ada tapi ketundukan pada Allah saja yang diibadahi , disembah, dan diabdi dan mengingkari segala bentuk pengabdian, ketaatan, kecintaan , takut , dan beribadatan kepada selain Allah
Hanya Allah satu-satunya yang diibadahi
Hanya Allah satu-satunya yang disembah
Hanya Allah satu-satu nya Penguasa langit dan bumi
Hanya Allah yang diabdi dan ditaati perintahnya
Hanya Allah yang paling dicintai
Hanya Allah satu-satunya pencipta, pengatur, pemelihara langit dan bumi
Dan hanya Allah yang maha besar, maha perkasa, maha bijaksana, maha pengampun, maha keras siksaannya, maha suci Allah
Kalau orang arab musyrik mekah zaman dahalu ditanya siapa RAB mu merka menjawab Allah
siapa yang memberi rizki kamu, siapa pecipta alam semesta, siap pengatur dan pemelihara Alam semesta jawabnya Allah
TAPI kalau ditanya siapa ILLAH mu siapa yang kamu sembah, abdi, dan taati mereka jawab LATA,MANA , UJA, HUBAL sesembahan mereka
orang arab msyrik mekah tahu Tuhannya Allah , mengakui tapi tidak mau taat dan patuh pada Allah, menduakan Allah
makanya ISLAM DATANG dengan kata Lailahaillah Muhammadurasulullah
bukan LaRABILALLAH
Tujuan manusia diciptakan adalah untuk jadi ABDULLAH = hamba Allah abdi Allah yang taat pada Allah , hanya untuk mengabdi pada Allah saja bukan pada makhluk, sistem buatan manusia, organisasi, syaitan, atau sesembahan yang lain
2. Beramal sholeh
Syarat diterimanya amal sholeh adalah harus BERIMAN , tanpa iman semua amal kita sia-sia, mau sedekah ratusan milyar, mau beramal sehebat mungkin kalau ngak beriman amalnya tertolak sia-sia
Syarat kedua diterimanya amal atau amal bisa dianggap amal sholeh adalah IKLAS
Ikhlas, yakni amalan yang dilakukan itu semata-mata hanya untuk mengharapkan ridha Allah subhanahu wata’ala, bukan karena terpaksa atau karena mengharapkan pujian orang lain, ataupun dalam rangka untuk mencari jabatan, kekayaan, popularitas dan semisalnya dari perkara-perkara duniawi.
Syarat KETIGA haruslah amalan itu sesuai dengan tuntunan/ajaran Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam. Beliau shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
مَنْ عَمِلَ عَمَلاً لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ
“Barang siapa mengerjakan suatu amalan yang tidak ada tuntunan (ajaran)nya dari kami, maka amalan itu akan tertolak (di sisi Allah subhanahu wata’ala).”(HR. Muslim)
KETIGA syarat itulah pada hakekatnya merupakan realisasi dari Asy Syahadatain (dua kalimat Syahadat: Laa Ilaaha Illallah – Muhammadurrasulullah). Ketika seseorang telah mengikrarkan bahwa Allah subhanahu wata’ala lah satu-satunya Dzat yang berhak untuk diibadahi, maka sudah seharusnya bagi dia untuk mempersembahkan seluruh ibadahnya ikhlas karena Allah subhanahu wata’ala.
Dan ketika dia telah menyatakan bahwa Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam adalah Rasulullah, maka hendaknya dia siap, tunduk, dan patuh untuk menjalankan ibadah kepada Allah subhanahu wata’ala sesuai dengan tuntunan/ajaran Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam.
Allah subhanahu wata’ala berfirman (artinya): “Barang siapa mengharap perjumpaan dengan Rabbnya, maka hendaknya dia mengerjakan amal shalih dan janganlah dia mempersekutukan sesuatu apapun dalam beribadah kepada-Nya.” (Al Kahfi: 110)
Jika hilang salah satu dari kedua syarat tersebut, maka amalan seseorang akan tertolak dan tidak ada nilainya di sisi Allah subhanahu wata’ala. Maka barangsiapa yang beramal dengan niatan ikhlas karena Allah subhanahu wata’ala, namun tidak sesuai dengan tuntunan Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam, maka amalannya tertolak, dan sebaliknya barangsiapa yang beramal dengan amalan yang sesuai dengan tuntunan/ajaran Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam, namun tidak ikhlas karena Allah subhanahu wata’ala, maka amalannya pun juga tertolak.
- nabi shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
مَنْ تَعَلَّمَ عِلْمًا مِمَّا يُبْتَغَى بِهِ وَجْهُ اللهِ عز وجل لاَ يَتَعَلَّمُهُ إِلاَّ لِيُصِيْبَ بِهِ عَرَضًا مِنَ الدُّنْيَا لَمْ يَجِدْ عَرْفَ الْجَنَّةِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ..
- “Barangsiapa yang menuntut ilmu yang semestinya dalam rangka untuk mengharap wajah Allah, tetapi ternyata tidaklah dia menuntutnya kecuali hanya untuk meraih sebagian dari perkara dunia, maka dia tidak akan mendapatkan aroma Al Jannah pada hari kiamat nanti.” (HR. Ahmad, Abu Dawud, Ibnu Majah)
- SEORANG MUKMIN SEJATI
harusnya harus menstandarkan seluruh perbuatannya kepada ahkamul komsah (hukum yang lima) WAJIB, SUNNAH, MUBAH, MAKRUH, HARAM
SEORANG mukmin sejati harus tahu standar setiap perbuatannya
mau makan ingat hukum yang lima (ingat Allah) , mau tidur , mau belajar, mau bekerja , semua amal sholeh harus tahu standar hukumnya apakah ini wajib, sunnah , mubah , makruh haram
apakah ada tuntunan dari Rasul atau tidak , setiap amal bisa jadi amal sholeh atau bisa jadi amal salah kalau tidak didasarkan pada standar syarat amal sholeh
- sebagai mukmin sejati harus paham setiap mau ke kamar mandi tahu ini amal saya bisa jadi sunah bagaimana caranya oh doa dulu, pakai kaki kiri, dll
Maksimalkan di wajib dan sunnah dan sebisa mungkin sedikitkan yang mubah dan makruh dan TINGGALKAN yang HARAM
dari bangun tidur sampai tidur lagi semua ada aturannya , bahkan sampai semua level muamalah sampai ke level negarapun ada aturannya
- Agama mana yang mengatur detail seluruh perbuatan manusia ?
Aturan ini bersumber dari Allah sang MAHA ALIM (mengetahui) dan Maha perkasa, bijaksana , dan Maha pengatur , pemilik Alam semesta
Harusnya kalau ngaku mikmin sejati harus mau tunduk pada aturan-aturan yang sudah Allah tetapkan bukan malah aturan buatan manusia yang penuh kepentingan dan hawa nafsu.
3.saling menasihati supaya mentaati kebenaran dan saling menasihati supaya menetapi kesabaran”.
UNTUK yang ketiga ini akan kita bahas khsus di artikel selanjutnya
bersambung......................
karena dakwah bukan hanya TUGASnya pak Kyai
Tidak ada komentar:
Posting Komentar