Sabtu, 06 Desember 2014

Awas Hawa Nafsu bisa jadi Tuhan


Nafsu itu bagikan kendaraan bila tak kita kendalikan dengan baik pasti akan berdampak buruk pagi pengendaranya. Kita sebagai muslim sejati harus belajar bagaimana mengendlikan hawa nafsu ini. 

Hawa Nafsuyang dituruti dan dibantu dengan akal untuk menurutinya akan bisa membawa pengendaranya masuk kejurang kesesatan.  

Mengendalikan hawa nafsu sangat diperlukan dalam kehiduapn sehari-hari, sehingga seseorang tidak memperturutkan hawa nafsunya. Setiap manusia diberikan hawa nafsu, namun manusia diharuskan mengendalikan hawa nafsu itu, sehingga tidak mengkuti jalan setan , langkah-langkah syaitan. (karena syatan itu musuh yang nyata dari golongan Jin dan Manusia)

Muakhir Zakaria mengatakan, setan selalu menggoda manusia untuk mengikuti hawa nafsunya, bila manusia mengikuti ajakan setan, maka derajat seorang muslim tidak jauh berbeda dengan derajat setan. 

Dalam kehidupan sehari-hari, setan bertugas menggoda manusia. Jika hawa nafsu seorang muslim berkolaborasi dengan setan, maka nafsu seorang anak manusia itu menjadi sempurna, sehingga terus-menerus mengikuti hawa nafsunya. 

Seorang muslim tidak dilarang menjadi kaya dan banyak harta benda, namun ia mampu mengendalikan hawa nafsunya agar harta yang diperolehnya, digunakan dan didapat sesuai dengan syariat atauran dari ALLAH swt sebagai Sang Pencipta, pengatur, pemilik, pemelihara Alam semesta beserta isinya. 

Sebenarnya Syaitan itu lemah ngak bisa mengoda Manusia, Syaitan itu ngak akan bisa menganggu orang yang benar -benar Beribadah (Mangabdi ) kepada Rab nya dengan  Tulus Iklas  gak ada riya, ujub , sumah sedikitpun. 

Murni Iklas bertaqwa menajalankan perintah dan menjauhi segala apa yang dilarang bahkan mendekati saja tidak mau.

Orang yang Iklas Allah sendiri yang akan melindunginya dari syaitan , kalau teringat kisah Umar bi Khatab , bahkan syaitanpun lari terbirit-birit melihat Kholifah Umar. 


Sejatinya Akal dan Nafsu itu harus tunduk pada Syariat dari Al Quran dan Sunnah , Ijma ,. 

Akal itu alat untuk mencari kebenaran, dan kemudian kebenaran sudah terbukti akalpun harus tunduk pada Dalil. 

Muslim sejati akan menyandarkan seluruh aktivitasnya pada segala atauran yang diperintah dan dilarang oleh Allah swt sebagai Rab nya dan Illah nya (yang diabdi , di ibadahi).  

Dan tentunya mencontoh detail Rasulullah saw dalam setiap perbuatannya, karena muslim sejati yakin setiap detiknya perbuatanya akan dihisab dan dipertangung jawabkan di akhirat kelak. 

















Sedih sementara Bahagia sementara Sakit sementara Sehat sementara Miskin sementara Kaya sementara Dunia sementara akhirat selamanya




1 komentar: