Selasa, 29 Oktober 2013

Metode dakwah Nabi saw Berdasarkan sirah Rasulullah saw


Berdasarkan sirah Rasulullah saw tersebut, HT menetapkan metode perjalanan dakwahnya dalam 3 (tiga) tahapan berikut :
Pertama, Tahapan Pembinaan dan Pengkaderan (Marhalah At Tatsqif), yang dilaksanakan untuk membentuk kader-kader yang mempercayai pemikiran dan metode Hizbut Tahrir, dalam rangka pembentukan kerangka tubuh partai.
Kedua, Tahapan Berinteraksi dengan Umat (Marhalah Tafa’ul Ma’a Al Ummah), yang dilaksanakan agar umat turut memikul kewajiban dakwah Islam, hingga umat menjadikan Islam sebagai permasalahan utamanya, agar umat berjuang untuk mewujudkannya dalam realitas kehidupan.
Ketiga, Tahapan Penerimaan Kekuasaan (Marhalah Istilaam Al Hukm), yang dilaksanakan untuk menerapkan Islam secara menyeluruh dan mengemban risalah Islam ke seluruh dunia.


Meneladani Metode Dakwah Nabi Saw menegakan KHILAFAH 


umat harus kita didik agar menyadari bahwa: Pertama, kemaslahatan manusia di seluruh dunia wajib hanya dilihat dari sudut pandang IslamKedua, kemaslahatan tersebut tidak mungkin terwujud kecuali dengan menerapakan sistem Islam secara kaffahKetiga, upaya mewujudkan sistem Islam itu hanya ilusi jika tanpa menegakkan Khilafah.  Keempat, setiap upaya mewujudkan Khilafah itu mustahil tanpa peran umat Islam. Kelima, berharap mendapat dukungan umat tanpa membangun kesadaran politik mereka adalah tidak mungkin.


opini umum tersebut harus dibangun di atas kesadaran umum, yakni kesadaran dengan menjadikan akidah Islam sebagai satu-satunya cara pandang terhadap segala problem kehidupan sekaligus bagaimana solusinya.

Bagaimana secara praktis membangun opini umum dan kesadaran umum seperti itu di tengah masyarakat?
Satu-satunya cara sebagaimana contoh Nabi saw. adalah dengan mendidik dan membina umat dengan Islam. Hanya dengan Islam, tidak yang lain; tidak demokrasi atau yang lain. 
Dalam hal ini HT membina umat dengan dua cara, yakni pembinaan umum dam khusus. Pembinaan umum dilakukan dengan kajian-kajian umum di masjid, mushala, sekolah, kampus, majelis taklim; melalui seminar, diskusi, konferensi, muktamar; melalui siaran radio dan TV; melalui tulisan di koran, majalah, jurnal, bulletin; dll.
Adapun pembinaan khusus diperuntukkan bagi  siapa saja yang siap menjadi kader dakwah, yakni melalui halqah mingguan dan bulanan. Di sinilah HT menggodok para kadernya yang siap lahir batin berdakwah. 
Tidak hanya berbekal semangat berkorban, tetapi juga menguasai tsaqafah Islam yang memadai, khususnya terkait dengan bagaimana menerapkan Islam secara kaffah  dalam Negara Khilafah.
Masih ada dua aktivitas lagi, yakni menjelaskan kemaslahatan umat (tabanni mashalih al-ummah) dan membongkar persekongkolan jahat penguasa dengan para penjajah untuk membinasakan Islam dan kaum Muslim.

Bagaimana secara praktis mendapatkan dukungan dari ahlul quwwah?
Sebagaimana contoh dari Nabi saw., yakni dengan cara  mendatangi dan mengontak mereka; menjelaskan kepada mereka bahwa mereka Muslim dan menerangkan kewajiban mereka sebagai seorang Muslim; lebih khusus lagi memaparkan kewajiban mereka sebagai ahlul quwwah terhadap nasib umat saat ini. 
Kepada mereka, Islam harus dijelaskan sebagai sebuah mabda’ atau ideologi bukan sekedar ritual. Mereka harus paham tentang Khilafah dan bagaimana cara menegakkannya. Kemudian kita mengajak mereka untuk menegakkan Khilafah dalam kondisi mereka sebagai ahlul quwwah.
Hanya saja, keberhasilan thalabun-nuhsrah sangat ditentukan oleh seberapa besar kekuatan HT, yakni seberapa banyak anggotanya dan seberapa besar dukungan umat serta para tokohnya; juga ditentukan oleh besar dan kuatnya opini umum sebagaimana telah dijelaskan di atas.

sumber refrensi lenkap : metode dakwah 

artikel terkait
Sirah dakwah Rasulullah saw


Tidak ada komentar:

Posting Komentar