Kamis, 02 Februari 2012

Ketika Kematian begitu terasa dekat







Sedikit curhat di kisah rendra, kata temen-temenku aku adalah orang yang semangat dan kayaknya tak kenal lelah, selalu optimist dan positif .


Aku sangatlah bersyukur karena jarang sekali diberi sakit parah paling parah cuma demam batuk pilek, nginep di rumah sakitpun kayaknya belum pernah. Sampai pada akhirnya aku harus sakit juga dan sakit ini lumayan sakit kalo pas kambuh seakan aku dekat sekali dengan kematian tapi aku tetap harus terlihat tegar di umurku yang ke 21 sekarang. 


Akupun tak pernah mau terlihat cengeng bahkan didepan kedua orang tuaku, sakit ini lumayan bisa membawaku sadar dengan yang namanya hidup dan mati. 


Kalo pas kambuh rasanya kayak bentar lagi mati , tapi aku terus sholawat dan istifar agar sakitku lekas hilang, Ketika aku ingat mati woow teryata memicu semangatku untuk beramal sholeh sebanyak-banyaknya, membuat amal jariah yang banyak ilmu yang bermanfaat, dan juga shodaqoh jariah dari harta yang ku dapat. 


Yupz hidup memang cuma sebentar kawan, mari kita berjuang untuk menjadi penebar kebaikan didunia ini, hidup cuma sekali jadi jangan disia-siakan. saat kegundahanku aq menemukan kutipan bagus yang di ambil dari blognya inspirator q yaitu mas Arief budiman yang q copy dimasukan ke blog kisah perjalann rendra. 


Hari ini saat aku ngeblog baru saja aku tersadar atas kematian yang semakin dekat menghampiriku, satu kata yang bikin saya teriang adalah kata-kata Almarhum kepala sekolah saya di Mayoga beliaou berkata tebarkan benih dari tanganmu walau kau tahu esok kan kiamat. Sebelum terlambat, sebelum nafas terhenti, sebelum nyawa terpisah dari raga mari kita renungkan sejenak di malam jumat 2 februari 2012 ini untuk spirit for better because Allah. 




   

SAAT AKU PULANG

Inilah doaku kepada Allah
Dzat Maha Tinggi yang menciptakan diriku
Yang telah repot-repot menghidupkanku dari ketiadaan
Aku ingin meninggalkan dunia ini
Dengan cara yang sederhana
Yang biasa-biasa saja
Bolehlah sedikit heroik asal tidak merepotkan siapapun
Dan tidak menghabiskan banyak biaya

Aku ingin keluargaku melepasku ke liang lahat dengan bangga
Bukan bersedih dan larut dalam kedukaan yang panjang
Aku ingin mereka lebih tegar menjalani hidupnya sepeninggalku
Jika ada air mata tertumpah
Biarlah itu pertanda menyalanya sebuah semangat hidup baru
Untuk memulai segala sesuatunya dengan mandiri: tanpaku

Aku ingin disholatkan di masjid
Dikuburkan di kuburan biasa saja seperti kebanyakan orang
Diselimuti kain kafan yang paling murah

Orang yang menggali kuburku sebaiknya dibayar dengan ongkos yang lebih dari biasanya untuk membantu kehidupan keluarganya

Semakin cepat jasadku dikuburkan, Insya Allah semakin baik buat semua
Semakin cepat tubuhku menyatu dengan tanah maka makin sejuklah jiwaku

Jika ada pelayat yang menyumbang uang maka akan diberikan pada mereka yang lebih membutuhkan
Karangan bunga sebaiknya ditukarkan buku dan alat tulis untuk dibagikan sebagai sarana belajar anak-anak yang membutuhkan

Yang paling kuharapkan hanyalah keikhlasan melepasku pergi dan doa tulus yang mengiringi perjalananku menghadap-Nya

Tidak perlulah ada peringatan 3, 7, 40 atau 1000 hari meninggalku
Biayanya lebih baik disumbangkan ke panti asuhan atau masjid saja
Aku hanya percaya pada amal jariyah yang akan menolongku mempertanggungjawabkan hidupku di hadapan Allah: ilmu yang bermanfaat, harta yang diamalkan dan anak-anak shaleh yang terus mendoakan
Selebihnya, biarlah kutanggung sendiri dosa-dosaku

Pada orang-orang terdekatku aku lebih senang mewariskan ilmu dan kebijaksanaan, bukan kekayaan
Jikapun suatu hari nanti Tuhan memberi kemurahan kekayaan yang berlebih
Aku tak ingin mewariskan banyak harta
Sebagian besar hartaku akan kusumbangkan pada mereka yang hidupnya sangat membutuhkan pertolongan
Keluargaku hanya akan menerima paling banyak 1/5 sisanya untuk modal hidup mereka selanjutnya

Mereka juga harus berjuang dengan kemampuannya untuk menciptakan kekayaannya sendiri
Dengan kematianku
Aku berharap orang bisa belajar untuk hidup jauh lebih baik daripada hidupku
Untuk tidak menggantungkan nasibnya semata-mata pada pihak lain

Di kuburku yang sederhana dengan sebuah nisan batu, aku ingin dituliskan kata-kata Muhammad Iqbal yang menjadi keyakinan hidupku:

Kembangkanlah kemampuanmu setinggi mungkin
Sehingga Tuhanpun akan berkonsultasi denganmu
Sebelum menentukan takdir-Nya untukmu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar